Labi-labi atau Pelodiscus Sinensis atau dalam bahasa Indonesia
yang sering kita sebut dengan nama bulus ini ialah binatang sejenis kura - kura
yang hidupnya diair tawar. Binatang yang menyukai makanan berupa ikan memang
dapat menghasilkan keuntungan yang melimpah. Keuntungan itu dikarenakan biasanya
Labi-labi telah dijadikan sebagai bahan utama membuat makanan yang bergizi dan
juga enak. Karena kurangnya pasokan untuk memenuhi permintaan pasar dari negara
- negara pengimpor terbesar Labi-labi itu dikarenakan cuma negara konsumen yang
tidak mempunyai lahan untuk membudidayakannya. Karena itu, merupakan sebuah
peluang dari negara Indonesia yang telah mempunyai lahan yang sangat luas dengan
tingkat budidaya yang sangatlah besar. Selain itu juga, tingkat dari konsumsi
akan Labi-labi didalam negeri pun telah menjadikan sebuah otensi yang cukup
menjanjikan untuk dibudidayakannya. Tapi sayangnya, meski budidaya Labi-labi
telah menjadi bidang usaha dalam perikanan yang menjanjikan, informasi mengenai
Labi-labi ini sendiri masih sangatlah sulit untuk didapatkan. Untuk mengatasi
hal tersebut, disini akan dibahas mengenai tata cara budidaya Labi-labi. Berikut
ini cara budidaya Labi-labi dengan mudah dan menjanjikan.
Cara Budidaya Labi-labi
1. Kebiasaan Labi-labi
Labi-labi ialah hewan yang bernapas dengan menggunakan paru
- paru, baik baru menetas atau juga Labi-labi yang telah dewasa. Untuk makanan
sendiri, Labi-labi biasanya mengkonsumsi ikan dan udang kecil yang ada dialam.
Untuk dikolam sendiri, Labi-labi bisa diberi pakan berupa cincangan ikan atau
juga isi perut ternak ruminansia. Labi-labi berkembang biak dengan bertelur dan
setiap Labi-labi bertelur akan menghasilkan 10 hingga 30 butir. telurnya sendiri
memiliki warna krem dengan diameter sebesar 2-3 cm. Telur yang dikeluarkan akan
ditimbun didalam tanah yang berpasir selama kurang lebih 45-50 hari didalam suhu
25-30 derajat C.
2. Memilih Induk Labi-labi
Labi-labi yang akan dipijahkan kedalam kolam pemijahan
harus memenuhi persyaratan khusus yakni umur dan ukuran. Begitu juga dengan
perbandingan antara induk jantan dan juga induk betina yang harus tepat. Untuk
induk betina yang berkualitas, memiliki ciri - ciri yakni umur telah mencapai 2
tahun atau juga lebih, ukuran tubuhnya lebih kecil, ekornya pendek dan tidak
menonjol keluar dari cangkangnya, benuk cangkang yang lebih bulat dan tebal,
jarak antara kedua kaki belakang yang lebih panjang dan memiliki alat kelamin
tumpul. Sedangkan untuk ciri - ciri indukan jantan yakni umur yang lebih dari 2
tahun lebih dengan ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan betina
(bisa mencapai 2x), ekor induk jantan yang lebih panjang dan menonjol keluar
dari cangkang, benutk cangkang yang oval dan tipis, jarak antar kedua kaki
belakang yang pendek dan alat kelamin lancip.
3. Pemijahan Labi-labi
Peijahan biasanya dilakukan pada 7-12 hari setelah
penebaran induk. Induk yang bertelur dimalam hari akan menghasilkan telur
seperti bola pingpong dan telur yang telah diselesaikan akan dipisahkan dari
induk dan harus dipindahkan kedalam ruangan inkubator atau juga ruang penetasan
telur. Sementara untuk telur yang berada didalam timbunan pasir dapat
dikeluarkan dengan memakai tangan atau juga bisa menggunakan sekop.
4. Penetasan telur dan Perawatan Benih Labi-labi
Telur yang telah disusun dengan rapi dan diatur didalam
kotak penetasan (40 x 60 x 5 cm) diisi dengan pasir yang setebal 5 cm. Kemudian
sediakan baskom yang telah berisi air yang telah disejajarkan dengan permukaan
lantai karena tukik memerlukannya ketika keluar dari cangkang. Suhu yang
digunakan penetasan ini ialah 29-33 derajat C dengan memiliki kelembapan 85-95%.
Telur sendiri akan menetas setelah 40-45 hari disuhu 30 derajat C. Tapi kadang
juga menetas dihari ke 60 hari dengan berat sektiar 7-9,3 g/ekornya. Setelah
tukik keluar, tukik belum membutuhkan pakan dari sumber luar karena masih ada
dari sari makanan yolk sack sejak lahir.
5. Pendederan Labi-labi
Setelah mencapai hari kelimat, tukik dipindahkan kedalam
kolam pendederan yang luasnya kurang lebih 100-600 m2 tergantung dari lahan yang
telah disediakan. Dasar kolam diberi pasir dengan ketinggian air mencapai 50-75
cm. Kepadatan kolam penebaran sekitar 45-50 ekor / m2 dengan lama pendederan
mencapai 2 bulan. Tukik selama masa pendederan, diberi pakan berupa cincangan
daging ikan. Pakan yang telah diberikan sebanyak 5% dari berat Labi-labi yang
telah ditebarkan. pakan itu diberikan ditepian kolam yang dilakukan pada pagi
dan sore hari. Untuk tambahan, kolam diberikan papan yang dapat mengapung untuk
digunakan tukik sebagai tempat berjemur.
6. Pembesaran Labi-labi
Luas kolam untuk proses pembesaran sendiri variasi sekitar
100 hingga 600 m2 dengan ketinggian air kolam minimal 75 cm. Tukik yang
dipindahkan dari kolam pendederan ke kolam pembesaran saat berumur 2 bulan meski
ukurannya seragam. Penebaran sendiri dilakukan saat pagi atau sore hari supaya
tukik tidak menjadi stres dengan kepadatan penebaran mencapai 8-10 ekor/m2.
Untuk mendapatkan ukuran Labi-labi 300-600 g/ekornya, tukik akan memerlukan
waktu 3-6 bulan. Panen sendiri dapat dilakukan setelah 6-7 bulan pemeliharaan
dengan berat 700-800 g/ekornya. Sedangkan untuk mendapatkan ukuran tukik yang
dewasa akan membutuhkan waktu sekitar 2-3 tahun. Lebih dari itu akan
menghasilkan induk Labi-labi karena biasanya permintaan pasar hanya berukuran
700-800 g/ekor saja atau kurang dari 1 kg.
Demikianlah informasi mengenai cara budidaya Labi-labi dengan mudah dan menjanjikan. Untuk mendapatkan informasi lain seputar cara budidaya, silahkan berkunjung ke blog cara budidaya lengkap, semoga bermanfaat.