Sungkai atau nama latinnya Peronema canescens biasa disebut
dengan nama lainnya sebagai jati sabrang, ki sabrang, kurus, sekai dimasukkan
kedalam famili Verbenaceae. Tanaman Sungkai dapat ditemukan di Suamtera Barat,
Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Jawa Barat dan juga terdapat diseluruh
Kalimantan. Tanaman Sungkai tumbuh didaerah hutan tropis dengan memiliki tipe
curah hujan A hingga C,ditanah yang kering ataupun sedikit basah dengan
ketinggian mencapai 600 mdpl. Tanaman Sungkai memerlukan tanah yang baik dan
tidak dianjurkan menggunakan tanah mergel. Tinggi dari pohon Tanaman Sungkai
mencapai 20 sampai 30 m dengan cabang mencapai 14 m dan diameter 60 cm lebih,
batang lurus dan juga ada sedikit berlekuk dangkal, tidak berbanir, serta
ranting yang penuh dengan bulu halus. Kulit luar dari Tanaman Sungkai berwarna
kelabu atau sawo muda, beralur dangkal dan mengelupas kecil - kecil dan tipis.
Kayu terasnya berwarna kuning muda atau krem. Tekstur dari kayunya kasar dan
tidak merata dengan arah serat lurus, kadang - kadang bergelombang dan permukaan
kayu yang agak kesat. Kayu dari Tanaman Sungkai ini biasanya digunakan untuk
rangka atap karena sifatnya ringan dan cukup kuat. Selain itu juga bisa dipakai
untuk tiang rumah dan juga bangunan jembatan. Tanaman sungkai ini berbuah
disepanjang tahun dengan tiap bijinya berisi 262.000 butir. Karena kemampuan
Tanaman Sungkai menghasilkan kayu yang kuat, banyak orang memanfaatkan Tanaman
Sungkai sebagai alternatif kayu selain jati. Untuk itu, budidaya Tanaman Sungkai
sangatlah menjual karena kualitas kayu dari Tanaman Sungkai ini termasuk kelas
kuat II-III dan untuk kelas awet termasuk ke kelas III. Berikut ini cara
budidaya Tanaman Sungkai agar menghasilkan kayu yang berkualitas dan
menguntungkan.
Cara Budidaya Tanaman Sungkai
1. Pemilihan Benih Tanaman Sungkai
Untuk mencari benih, pemilihan benih dilakukan dengan cara
mengambil buah yang telah tua yang dicirikan dengan berwarna coklat tua. Namun
karena mengingat perbanyakan secara vegetatif ini lebih mudah untuk dilakukan,
makanya untuk mengadaan benih biasanya digunakan stek batang dengan cara
mengambil terubusan - terubusan dengan umur yang kurang dua tahun ditunggul
bekas tebangan. Tunggul yang dipilih menjadi induk dari terubusan calon stek
ialah tunggul yang asalnya dari tegakan terpilih / plus.
2. Pembibitan Tanaman Sungkai
Setelah melakukan pemilihan benih dan budidaya yang akan
dilakukan ini menggunakan pemilihan terubusan sebagai bahan stek dipilih
terubusan yang sehat dan juga telah berkayu dengan memiliki diameter kurang
lebih 2,5 cm dan mempunyai panjang 25 hingga 30 cm. Untuk merangsang pertumbuhan
akar, maka stek diberi hormon tumbuh (Roton F) lalu ditanam atau disemaikan
didalam kantong plastik dimana kantong - kantong plastik tersebut dibuat
bedengan dan dinaungi. Cara pemeliharaan bibit Tanaman Sungkai ialah melakukan
penyiraman 2 kali dalam sehari dan jika hama menyerang lakukan pemberantasan
hama dengan insektisida / fungsisida. Cara ini biasanya bibit siap dipindahkan
ke proses penanaman saat umur kurang lebih 3 bulan.
3. Persiapan Lapangan Tanaman Sungkai
Untuk melakukan proses penanaman di lapangan, sebelumnya
lapangan dilakukan pembabatan semak belukar, lalu diikuti dengan pengolahan
tanah. Untuk sistem jalur dan cemplongan sendiri, pekerjaan utamanya ialah
pembuatan dan pemasangan ajir. Arah dari pembersihan lapangan dilaksanakan
sesuai dengan ajir. Setelah itu lakukan pembuatan lubang tanaman dengan jarak
disesuaikan dengan jarak tanam yang telah direncanakan yakni 2 x 2 atau 4 x 2
meter lalu setelah berumur 5 tahun dilakukan penjarangan pertama. (Lubang
tanaman sebaiknya dibuat seminggu atau dua minggu sebelum penanaman dilakukan,
dengan ukuran lubang 30 x 40 x 30 cm).
4. Penanaman Tanaman Sungkai
Proses penanaman dilakukan dengan cara, bibit yang ada
didalam kantong plastik diseleksi diangkut ke area penanaman yang jumlahnya
disesuaikan dengan kemampuan penanaman perharinya.Bibit ditanam disetiap lubang
dengan terlebih dahulu melepas bagian bawah kantong plastik secara hati - hati
supaya tanah tidak pecah. Bibit yang ditanam berdiri dengan tegak, setelah itu
ditutup dengan tanah yang ada disekitarnya dan ditekan dengan tangan untuk
memadatkan tanah. Dalam penanaman juga harus diusahakan supaya batang dan akar
tidak rusak ataupun bengkok.
5. Pemeliharaan Tanaman Sungkai
Pemeliharan yang akan dilakukan ialah penyulaman,
penyiangan, pendangiran, pemupukan serta pemberantasan hama / penyakit.
Penyulaman dilakukan ditahun pertama dan tahun kedua, untuk penyiangan,
pendangiran dan juga pemupukan sebaiknya dilakukan 2 kali dalam setahun yakni
diawal dan akhir musim penghujan dan dilaksanakan hingga tanaman cukup besar.
Untuk pemberantasan hama dan penyakit juga hanya dilakukan ketika ada serangan
hama dan penyakit seperti penggerek batang dan penggerek pucuk dan bisa
diberantas dengan menggunakan insektisida bersifat sistemik.
Demikianlah informasi mengenai cara budidaya Tanaman Sungkai agar menghasilkan kayu yang berkualitas dan menguntungkan. Untuk mendapatkan informasi lainnya mengenai cara budidaya, silahkan berkunjung ke blog cara budidaya, semoga bermanfaat.